Jepang memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia sebagai sesama negara Asia. Salah satu yang cukup menurut saya mencengangkan adalah kesukaan masyarakat dari kedua negara terhadap sebuah makanan, yaitu gorengan!
Gorengan di Jepang
Pertama, saya terkejut karena ternyata orang Jepang sangat suka makanan yang digoreng. Setiap restoran, baik itu yang bertema Jepang, Italia, Cina, atau Spanyol, tampaknya mempunyai versi kara-age (gorengan) tersendiri. Pada dasarnya, kara-age adalah ayam goreng yang biasanya menggunakan potongan daging paha berukuran kecil yang diasinkan dan dilapisi dengan katakuriko (tepung kanji) atau adonan bumbu rumahan. Biasanya, cairan pengasam ini terbuat dari soyu atau kecap asin, bawang putih, dan/atau jahe. Tetapi, restoran Italia mungkin akan menggunakan komposisi yang berbeda. Untuk memberi cita rasa Italia, mungkin kara-age akan disajikan dengan tomat atau saus daun basil.
Banyak orang mungkin hanya mengenal tempura sebagai gorengan dari Jepang, tanpa menyadari jenis-jenis gorengan lainnya. Sekarang, mungkin menu makanan di restoran Jepang yang berada di luar negara Jepang menjadi lebih bervariasi.
Gorengan lain yang banyak dijual di teishoku-ya (restoran cepat saji Jepang) dan kissaten (kedai kopi Jepang) adalah tonkatsu. Tonkatsu adalah stik daging babi yang dicelupkan dalam telur atau adonan, kemudian dibaluri dengan tepung roti lalu digoreng. Tonkatsu biasanya disajikan dengan saus tonkatsu, atau saus miso jika Anda berada di daerah Aichi. Ada pula udang goreng berlapis roti yang mirip dengan tonkatsu, namanya ebi-furai. Mungkin di Indonesia sama seperti chicken nugget yang biasa dibuat di rumah, dan juga bakwan goreng.
Makanan goreng yang wajib disebutkan selanjutnya adalah kroket, yaitu semacam perkedel yang berbentuk bulat atau oval, yang dilapisi tepung roti dan digoreng. Jenis kroket yang paling umum terbuat dari kentang yang dihaluskan dan dicampur dengan berbagai bahan seperti daging cincang, bawang merah atau sayuran lainnya. Persis seperti perkedel di Indonesia! Ada pula yang namanya kani kurimu kurokke atau kroket krim kepiting. Ketika Anda menggigitnya, saus becamel yang ada di dalamnya meleleh keluar dan rasa kepitingnya akan memenuhi mulut Anda.
Selain yang disebutkan di atas, Anda juga bisa menemukan izakaya (bar Jepang) yang khusus menyajikan semacam sate yang digoreng atau kushikatsu. Izakaya tersebut menyajikan makanan tusuk yang berbeda-beda seperti sayuran, daging, telur, keju yang dibalut dengan tepung panir dan kemudian digoreng. Di sana terdapat saus tradisional yang mana Anda hanya diperbolehkan untuk mencelupkan kushikatsu ke dalamnya sekali saja karena saus yang ada di dalam wadah tersebut juga digunakan oleh pengunjung lain.
Perasaan saya mengatakan bahwa di Jepang, Anda akan menemukan lebih banyak orang makan makanan goreng dibandingkan apa yang Anda bayangkan sebelumnya! Di Jepang, semua orang mulai dari anak-anak hingga orang tua, dari pelajar hingga pekerja tampaknya menyukai gorengan. Terlebih lagi, gorengan-gorengan ini juga tak jarang dijual di pinggir jalan, sama seperti di Indonesia. Meskipun rasanya mungkin akan jauh berbeda, setidaknya hal ini mungkin akan mengurangi rasa kangen kita dengan Indonesia.