Sebelum melangkahkan kaki ke Negeri Matahari Terbit, perhatikan 15 hal dari keseharian hidup masyarakat Jepang ini yang akan membantu Anda mematuhi etiket dan norma kesopanan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dilarang memberi tip di Jepang. Hal ini dianggap tidak sopan dan saya bahkan sering dikejar-kejar karyawan restoran yang mengembalikan tip yang saya berikan.
Hal ini berlaku juga di kereta metro (walaupun tidak apa-apa di dalam shinkansen atau kereta peluru). Hal ini juga dianggap tidak sopan.
Berdiri di sebelah kiri/berjalan di sebelah kanan. Ini merupakan aturan umum di eskalator, kecuali di Osaka dan beberapa kota lain, dimana aturan berlaku sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk membantu orang-orang yang terburu-buru sehingga mereka dapat melewati sisi lainnya, terutama di jam kerja.
Pengucapan kata empat dalam Bahasa Jepang terdengar mirip dengan pengucapan kata mati (karena itu ada dua kata untuk menyebut angka 4 untuk menghindari hal ini). Bahkan beberapa bangunan tidak mempunyai angka 4 di lift (dan menggunakannya sebagai gudang) atau bahkan menghilangkan lantai 4 dan bahkan lantai 40 (walaupun sangat jarang).
Saat memakan segala jenis mie, menyeruput tidak hanya diperbolehkan, tapi juga dianggap sebagai bentuk pujian terhadap koki.
Walaupun penggunaan kartu kredit sudah semakin umum, uang tunai tetap menjadi raja di Jepang. Karena itulah ada banyak ATM dimana-mana. Banyak toko-toko khusus tidak menerima kartu kredit, jadi berhati-hatilah.
Hal ini dianggap jorok dan tidak sopan. Apalagi jika Anda menggunakan handuk tangan yang disediakan di restoran untuk membersihkan tangan.
Penumpang di sebelah Anda mungkin akan tertidur di pundak Anda walaupun Anda tidak mengenalnya. Ada juga petugas pendorong di kereta yang tugasnya adalah mendorong Anda masuk ke dalam kereta yang penuh sesak selama jam sibuk.
Kereta ini berwarna pink dan biasanya muncul di jam sibuk untuk rute tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah tindakan pelecehan dari pria yang biasanya terjadi selama jam sibuk.
Selop khusus untuk kamar mandi. Dimaksudkan agar kaki Anda tidak menyentuh lantai yang kotor. Diharapkan tidak memakainya selain di kamar mandi.
Tato tidak diijinkan di sebagian besar onsen (tempat pemandian Jepang), kecuali ukurannya kecil dan bisa disembunyikan. Walaupun beberapa tempat yang sangat kecil terkadang tidak peduli akan tato, tidak begitu halnya dengan onsen yang terkenal. Aturan ini awalnya dibuat untuk mencegah yakuza Jepang (geng/mafia) memasuki lokasi.
Handuk yang kecil (yang nyaris tidak bisa dipakai untuk menutup apapun) TIDAK BOLEH menyentuh air sama sekali. Hal tersebut dianggap kotor dan melakukan hal tersebut dianggap tidak tahu diri. Handuk kecil biasanya diletakkan di samping atau di kepala.
Ada mesin penjual otomatis untuk segala hal. Bahkan ada yang khusus menjual pisang! Yang umum ditemukan di setiap sudut jalan adalah yang menjual minuman dan rokok. Bahkan ada juga yang menjual pakaian dalam!
Hotel semacam ini biasanya digunakan oleh karyawan (pegawai kantor) yang kecapekan atau pecinta pesta yang sudah ketinggalan kereta terakhir. Kadang pasangan yang sudah menikah pun menggunakannya untuk mendapatkan waktu pribadi dari tempat tinggal mereka yang sempit. Tapi hotel kapsul tidak cocok untuk penderita klaustrofobia (fobia akan ruang sempit).
Diundang ke rumah seseorang dianggap sebagai suatu kehormatan dan tentunya diharapkan yang bersangkutan akan membawa omiyage atau hadiah. Saya pernah melihat orang-orang membawa hadiah yang dibungkus dengan sangat cantik dan bahkan membawa buah-buahan yang mahal. Jujur saja, saya melihat seseorang menghadiahkan semangka seharga 5000 yen (sekitar Rp. 550.000,-).
Semoga tips ini membantu Anda menikmati liburan di Jepang. Selamat menjelajahi Jepang!